AsalPre - Biasa aku dipanggil Nia secara singkat diskripsi tentang diriku, umurku 23 tahun tinggi 168 dan berat badan 51 kg, dengan rambut panjang hitam kulit putih sekarang bekerja di bank swasta, di kota ini aku di belikan rumah oleh ayah dan hanya dihuni dua orang antara aku dan pembantuku Risya, dia tergolong rajin dan aktif bekerja.
Hingga suatu hari.. Minggu lalu.. Pembantuku ini memberitahuku.. Bahwa Kakaknya akan mengunjunginya.. Dan minta ijin agar dapat menginap 2 hari di rumah, aku tidak keberatan.. Walaupun pembantuku ini baru 4 bulan bekerja di rumahku..
Tetapi aku percaya kepadanya. Hari Jumat, sepulang dari kantor.. Risya memperkenalkan Kakaknya itu, namanya Candil (nama samaran) usianya 30 tahunan (kira-kira), berkulit hitam, kurus, dan maaf wajahnya rada kucel menurutku, karena mengaku sebagai Kakaknya, aku pun mengijinkan mereka berdua tidur dalam satu kamar.
Hari Sabtu pagi, bangun tidur aku langsung mengenakan daster untuk menutupi tubuhku yang bugil, maklum.. Karena kalau tidur aku tidak pernah mengenakan apa-apa, setelah menikmati sarapan pagi, akupun duduk disofa sembari membaca koran, menurut perkiraanku.. Si Risya pasti sudah pergi ke pasar..
Mungkin saja ditemani oleh Kakaknya. Sembari membaca koran aku menselonjorkan kedua kakiku ke atas meja. Saat itu aku tidak merasakan ada hal yang aneh.. Tetapi setelah lama membaca koran.. Akupun merasa ada sesuatu yang aneh..
Menurunkan sedikit koranku.. Dan.. Tampak si Candil berdiri di depanku.. Aku sedikit terkejut, tampak Candil berdiri sembari memperhatikan diriku, dan hal ini membuat aku jadi penasaran..
Apalagi pandangan si Candil ini selalu kebawah, maka akupun melirik kebawah.. Dan.. Yaa.. Ampunn.. Aku baru sadar kalau dasterku itu tersibak ke atas sehingga dari posisiku duduk aku dapat melihat bulu-bulu kemaluanku sendiri..
Apalagi dari posisi si Candil yang berdiri dihadapanku itu.. Tentu dia dapat melihat dengan jelas kemaluanku.. Oohh.. Saat itu juga aku jadi salah tingkah.. disatu sisi aku harus menjaga sopan santun tapi disisi lain aku tidak keberatan kemaluanku dilihat oleh si Candil..
Maklum aku seorang exibithionist, ada perasaan kepuasan tersendiri. Tetapi untuk menghilangkan kesan sengaja.. Akupun pura-pura tidak menyadari dan..
“Oh.. Candil.. Bikin kaget aja” seruku. Tampak si Candil juga terkejut dengan teguranku itu, lalu..
“Anu.. Maaf Non.. Mau ngasih daftar belanjaan..” serunya gugup, tapi matanya tetap melirik kebawah, dan akupun sadar kalau sebelum ke pasar Risya pasti akan menyodorkan daftar belanjaan. Lalu Candil menyodorkan daftar belanjaan kepadaku, dan akupun sedikit mencondongkan tubuhku ke depan untuk menerimanya, dan saat itu juga..
Aku sedikit merenggangkan kedua pahaku, dan tetap membiarkan kedua pahaku merenggang sembari membaca daftar belanjaan itu.. Tentu sekarang si Candil dapat melihat dengan jelas bentuk kemaluanku, terus terang timbul perasaan gairah pada diriku walaupun aku tidak bisa konsentrasi membaca daftar belanjaannya, apalagi ketika dari sudut mataku..
Aku melihat si Candil melirik terus ke arah selangkanganku itu.. Oohh.. Terasa kaku kedua pahaku.. Tidak bisa kurapatkan.. Maunya kurenggangkan terus, kemudian.. “Mas.. Mas Candil” terdengar Risya memanggil dari dalam.
Spontan aku bangkit berdiri.. Aku tidak mau Risya melihat kejadian ini.. Dan benar juga.. Tampak Risya muncul.
“Oh.. Maaf non, anu Mas Candil sudah kasih daftar belanjaan sama Non?” seru Risya. Candil mengangguk, dan tampak kekecewaan diwajahnya karena, lalu..
“Sudah Risya.. Yaa.. Kamu belanjain aja semuanya,” seruku sembari mengembalikan daftar belanjaan kepadanya.
Seperti dugaanku.. Ternyata Risya mengajak Candil untuk ke pasar, walaupun Candil kelihatan segan untuk ikut.. Tapi mau tidak mau dia menemani juga Risya ke pasar. Malam hari, aku pergi bersama kawan-kawanku..
Kami pergi ke cafe dan di sana kami minum-minum sembari mendengarkan live music, hari sudah larut ketika kami pulang.. Teman-temanku menyarankan agar aku jangan menyetir mobil sendiri.. Karena mereka tahu kalau saat itu aku rada-rada mabok, tetapi aku tidak peduli..
Walaupun dengan kepala rada-rada pusing.. Aku tiba juga dirumah dengan selamat. Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi dan aku tidak tega membangunkan pembantuku untuk membuka garasi, maka aku sendiri membuka garasi dan memasukkan mobilku, setelah itu aku masuk lewat belakang.. Dan melewati kamar pembantuku, tampak lampu kamar pembantuku itu masih menyala terang dan jendelanya terbuka sedikit, hal ini membuat rasa ingin tahuku..
Apa sih yang mereka lakukan. Lalu aku mengintai ke dalam dari jendela, dan.. Tampak pemandangan yang luar biasa.. Pembantuku Risya dan si Candil (Kakaknya?) sedang bergumul.. Kedua-duanya telanjang bulat.. Gilaa.. Si Candil ini Kakaknya atau suaminya..
Akupun tidak habis pikir, tetapi menyaksikan adegan persetubuhan mereka membuat gairahku meningkat.. Tampak tubuh si Candil menindih tubuh Risya.. Dan tampak pula gerakan erotis pinggul si Candil yang naik turun..
Diantara kedua paha Risya yang terbuka lebar. Cukup lama aku mengintip mereka.. Sampai akhirnya mereka berdua terkulai lemas. Melihat hal itu.. Membuat gairah sex-ku meningkat.. Ingin rasanya ikut bergabung dengan mereka..
Apalagi pengaruh alkohol begitu keras pada diriku.. Tetapi akupun bisa mengontrol diriku.. Kemudian aku beranjak dari situ.. Dan masuk ke kamarku, di dalam kamar aku segera menanggalkan t’shirt dan celana jeansku, hingga hanya bra yang hanya bisa menampung 1/3 payudaraku yang 36A dan G-string berwarna pink yang masih melekat ditubuhku, kemudian aku keluar kamar dan menuju ke kamar mandi, setelah membersihkan make up dan cuci muka akupun melepas g-stringku dan berjongkok di atas kloset untuk kencing,
Tetapi satu hal yang aku lupa.. Aku tidak menutup pintu kamar mandi dan ketika aku sadar.. Aku melihat si Candil sedang berdiri diambang pintu sembari memperhatikan aku yang sedang buang air kecil itu.. Tampak dia cengegesan melihat diriku..
Dan aku.. Aku diam saja.. Membiarkan si Candil memperhatikan diriku, melihat aku diam saja.. Si Candil mendekati diriku dan berjongkok dihadapanku.. Memperhatikan kemaluanku yang masih mengeluarkan air kencing itu..
Tiba-tiba si Candil menjulurkan tangannya dan memegang kemaluanku.. Oohh.. Tubuh ku bergetar.. Tampak telapak tangan si Candil segera basah oleh air kencingku.. Lalu si Candil mengosok-gosokan telapak tangannya ke kemaluanku..
Oohh.. Aahh.. Uuuhh aku memejamkan mataku merasakan nikmat.. Apalagi ketika si Candil menyodok-nyodokkan jarinya ke dalam liang vaginaku.. Aahh… Setelah puas mengocok kemaluanku.. Si Candil membantuku turun dari closet..
Setelah itu dengan garang ia melepas bra ku.. Hingga akhirnya aku telanjang bulat, aku membiarkan si Candil melumat payudaraku dengan rakusnya.. Dan hal ini membuat aku semakin terangsang hebat.. Secara bergantian kedua payudaraku dilumatnya.. Kadang-kadang pentil payudaraku di gigit-gigit kecil olehnya.. Wooww.. Akupun tidak tinggal diam..
Tangan kiriku meremas-remas rambutnya sementara tangan kananku turun kebawah dan segera mencekal batang kemaluan si Candil yang masih tertutup celana itu, saat itu aku berpikir.. Hebat juga si Candil ini.. Setelah menyetubuhi si Risya..
Barangnya masih bisa bangun lagi.. Tampaknya si Candil ini tahu benar kondisiku saat itu yang sedang mabok dan terangsang hebat, maka dia segera mengendong tubuhku yang telanjang dan dibawanya masuk ke dalam kamarku.. Lalu aku direbahkan di atas ranjangku..
Setelah itu si Candil menekuk kedua pahaku ke atas dan segera mulutnya mengoral kemaluanku.. “Ahh.. Nggkk.. Oohh..” rintihku.. Beberapa kali tubuhku tersentak-sentak ketika lidah si Candil menyodok-nyodok liang vaginaku..
Aku benar-benar merasakan nikmat.. Apalagi ketika sekali-kali lidah si Candil bermain di duburku.. Oohh.. Geli.. Tapi nikmat.. Tubuhkupun mengeliat-ngeliat merasakan nikmatnya clitorisku di isap-isap oleh si Candil, apalagi ketika jari tangan kanan si Candil disodok-sodoknya ke dalam duburku.. “Oohh.. Nggkk.. Aahh..” Aku mengelinjang hebat..
Permainan lidah dan jari-jari si Candil ini benar-benar luar biasa.. Tiba-tiba si Candil menghentikan aksinya, dia lalu duduk ditepi ranjangku sebelah kanan.. Lalu ia menjilati lutut kaki kananku.. Terasa geli ketika lidah si Candil menari-nari di atas lulutku itu, dan jari tangan kanannya masih tetap tertancap di dalam duburku..
Gerakan jari tangan Candil di dalam duburku dan jilatannya di lutut kananku membuat aku kembali mengelinjang-ngelinjang.. Tiba-tiba.. Nggk.. Aku mendesis ketika Candil menarik jarinya dari dalam duburku..
Tampak Candil membawa jari tangannya itu ke hidungnya.. Dan menghirup dalam-dalam, mungkin dia sedang menikmati aroma yang melekat dijari tengahnya itu.. Aku hanya memandang pasrah.. Lalu tampak Candil tersenyum dan menjulurkan jari tengah tangannya itu ke bibirku, sekilas akupun mencium aroma itu..
Entah kenapa.. Aku semakin bergairah.. Segera aku membuka bibirku dan membiarkan si Candil memasukkan jari tengahnya itu ke dalam mulutku.. Terasa rasa pahit tapi aku tidak peduli.. Kujilati jari tengah Candil itu.. Bahkan kuisap-isap jarinya itu.. Tampak Candil tersenyum melihat ulahku itu. Setelah itu si Candil berdiri dan melepas seluruh pakaiannya hingga bugil, tampak batang kemaluan Candil yang tegang dan keras itu, akupun tidak mau menyia-nyiakan itu..
Segera aku duduk ditepian ranjang dan kujilati habis seluruh batang kemaluan si Candil, masih tercium aroma kemaluan wanita dari batang kemaluan Candil.. Mungkin ini karena tadi si Candil baru bersetubuh dengan Risya.. Dan dia belum sempat mencucinya..
Aku tidak peduli.. Kuoral batang kemaluan si Candil, kujilati sampai pangkal batang kemaluannya.. Sampai kebiji pelirnya.. “Ooh.. Iyaa.. Iyaa.. Teruss.. Non.. Teruss” desis si Candil.. Aku semakin mengila.. Kurebahkan tubuh si Candil di atas lantai..
Lalu aku merangkak di atas tubuhnya.. Kujilati lehernya.. Dadanya dan kupermainkan teteknya dengan lidahku.. Kemudian aku berjongkok di atas batang kemaluan si Candil.. Dengan kedua tanganku kuarahkan batang kemaluan si Candil keliang vaginaku.. Lalu kutekan.. Dan.. Bless.. Terbenamlah seluruh batang kemaluan si Candil dalam vaginaku..
“Oohh.. Nikmat sekali..” Kugerak-gerakkan pinggulku maju mundur.. Sementara si Candil tidak tinggal diam.. Kedua tangannya segera meremas-remas kedua payudaraku. “Oohh.. Nggkk.. Aahh.. Nikmat sekali..” Kupeter pinggulku kekanan dan kekiri..
Hingga akhirnya aku mencapai klimaks.. “Oohh.. Uuuhh.. Nggkk..” Aku menjerit kecil sembari menyemburkan cairan kenikmatanku.. Setelah itu aku pun lunglai di atas tubuh si Candil, kemudian si Candil membalikan tubuhku..
Hingga telentang di atas lantai.. si Candil berdiri dan memperhatikan tubuh bugilku yang telentang di atas lantai.. Tampak olehku batang kemaluan si Candil yang masih berdiri tegang dan keras itu.. Rupanya dia belum mencapai klimaks..
Akupun sadar bahwa aku tidak boleh egois. Lalu aku berdiri dan duduk di tepian ranjang. “Kok belum keluar..?”seruku, si Candil hanya tersipu malu.
“Mau dimasukin lagi..?” seruku, si Candil masih teripu malu.”Atau kamu mau anal sex?” seruku lagi.”Apa itu non?” tanyanya.”Iyaa.. Kamu masukin ke dalam lubang pantatku” seruku lagi.”Apa enggak sakit non..?” tanya si Candil heran.
Akupun tersenyum, rupanya si Candil ini belum pernah melakukan anal sex. “Nggak kok.. Mau yaa..” ajakku.”Belum pernah sih.. Tapi boleh juga non” serunya. Lalu aku mengambil lotion di atas meja riasku.. Terus kuolesi lotion itu keseluruh batang kemaluan si Candil..
Terasa berdenyut-denyut batang kemaluan si Candil.. Setelah itu akupun menungging dipinggiran ranjang membelakangi si Candil.. Kuoleskan lotion disekitar dan bagian dalam duburku.. Lalu dengan kedua tanganku..
Aku membuka belahan pantatku sehingga si Candil dapat melihat anusku yang merekah itu..
Lalu si Candil menempelkan kepala batang kemaluannya ke duburku dan dengan hati-hati mendesaknya ke dalam.. Terasa seret tapi woww.. nikmat, apalagi ketika si Candil mulai mengerak-gerakkan pinggulnya maju mundur.. Sampai-sampai tubuhku tergunjang-gunjang..
“Aahh.. Ooh.. Nggkk..” Aku mengerang menahan mules dan nikmat.. Si Candil memang perkasa.. Cukup lama juga dia mengenjot lubang pantatku hingga..
“Aakk..” Si Candil mengerang.. Sembari menekan batang kemaluannya dalam-dalam dia menyemburkan air maninya..
“Ooh.. Enak.. Enak.. Non..” desisnya. Akupun hanya tersenyum saja.. Setelah itu kupersilahkan si Candil keluar dari kamarku.. Dan aku.. Mau tidak mau aku kembali ke kamar mandi untuk mandi.. Dingin tapi segar… Itulah pengalamanku..
Dan setelah kejadian itu aku pun menegur pembantuku si Risya itu.. Dimana akhirnya ia mengaku bahwa si Candil itu bukan Kakaknya.. Tapi pacarnya, dan aku peringatkan si Risya.. Bahwa aku tidak mau melihat lagi pacarnya itu..
Comments
Post a Comment